Kumpulan Puisi

MIRAT MUDA, CHAIRIL MUDA
Oleh Chairil Anwar

Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
menatap lama ke dalam pandangnya
coba memisah mata yang menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah.

Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil; 
dan bertanya: Adakah, adakah
kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahulah dia kini, bisa katakan 
dan tunjukkan dengan pasti di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti.
Dia rapatkan

Dirinya pada Chairil makin sehati;
hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan dera,
menuntut tinggi tidak setapak berjarak 
dengan mati

-di pegunungan 1943, ditulis 1949

CINTAKU JAUH DI PULAU
Oleh Khairil Anwar

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946

AKU BERKACA
Oleh Chairil Anwar

Ini muka penuh luka
Siapa punya ?

Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?

Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah.......!!

Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .............!!
Selamat tinggal ................!

Dari: Deru Campur Debu

KEHILANGAN 
Oleh Gunawan Sofian

Untukmu yang hatinya.
Tak pernah mati di dasar hati ini.
Kembalilah bersamaku ke bumi.
Kita lewati semua seperti semula.

Kali ini...
Akan ku berikan sepenuhnya kerelaanku untukmu.
kan ku jaga senyumanmu di tiap hariku.
Kan ku pandangi lagi mata indahmu lebih lama dari biasanya.

Dalam debaran ku mencarimu.
Lalu Tak jua kah engkau mendengar.
Kembang kempis jantungku memanggilmu.
Di tiap hariku.

Kini Hanyalah jasadmu yang dapat ku hampiri.
Mengenang ceria tawamu dahulu di samping tidur panjanmu.
Sungguh ! Aku tak pernah ingin menjalani seperti ini.
Seakan hati terluka dalam hausnya hadirmu.

Mengapa waktu begitu cepat berlalu. ?
Lalu Mengapa tidaklah aku saja yang menggantikan kepergianmu.
Terang saja tak sampai hati ini.
Melihat paras cantikmu memucat Pasi.

Kini hariku tlah terasa asing.
hilang selamanya gangguan suaramu yang nyaring itu dalam hidupku.

Andai ku dapat memundurkan waktu.
Ku Ingin hidup lebih lama lagi bersamamu.
Tetaplah selamanya aku akan mencintaimu.
Hingga nanti, sesampainya aku bersamamu lagi.



No comments:

Post a Comment